LinkShare  Referral  Prg LinkShare  Referral  Prg LinkShare  Referral  Prg

Sabtu, 15 Desember 2012

Mengenal Jenis-jenis Mangrove

Oleh: Rofinus Emi Lejap

Secara umum tidak ada pohon yang bernama mangrove. Mangrove adalah sekumpulan pohon dan semak-semak yang tumbuh di daerah intertidal (daerah pasang surut). Masyarakat lebih mengenal pohon bakau yang tumbuh di pinggir pantai yang berawa-rawa. Mereka mengenal berjenis-jenis dan ada yang daun serta buahnya dapat dimakan oleh manusia maupun hewan.

Vegetasi hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi. Mangrove dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu: mangrove sejati dan mangrove assosiasi. Mangrove sejati sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu mangrove mayor dan mangrove minor.
Mangrove mayor terdiri dari 34 jenis, sedangkan mangrove minor terdiri dari 20 jenis.

Mangrove assosiasi adalah pohon dan mempunyai banyak kesamaan dengan pohon bakau, sehingga digabungkan juga sebagai kelompok bakau. Mangrove assosiasi terdiri dari 60 jenis (P.B. Tomlinson, 1986, The Botany of Mangrove).

Adapun beberapa contoh jenis mangrove sejati yang ada dan sering dijumpai di Indonesia adalah:

a. Family Rhizophoraceae
Mangrove perlu di sini!


b. Family Sonneratiaceae



c. Family Avicenniaceae


Dengan mengenal jenis hutan mangrove, masyarakat terbantu untuk memilih jenis yang cocok untuk dikembangkan.  Sumber: Drs. Bambang Suwignyo  

Jumat, 07 Desember 2012

Manfaat Pohon Bakau (Mangrove)




Sisters in the fields....


Pohon bakau tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, karena dapat ditemukan di mana-mana. Tetapi mungkin kurang pemahaman atau terdesak kebutuhan lain, membuat banyak wilayah hutan bakau atau mangrove ditebang. Pak Dosen di atas KM. Sirimau menceritakan dengan antusias manfaat pohon bakau. Berikut adalah sajian manfaat hutan bakau, sebelum membahas upaya pelestariannya.  

Manfaat Hutan Bakau / Mangrove

Drs. Bambang Suwignyo  mengelompokkan fungsi mangrove menjadi 5 golongan, yaitu :

1. Fungsi Fisik

a. Menjaga garis pantai agar tetap stabil dan kokoh dari abrasi air laut
b. Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi serta menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat pada malam hari
c. Menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru
d. Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke danau, atau sebagai filter air asin menjadi air tawar.

2. Fungsi Kimia

a. Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen
b. Sebagai penyerap karbondioksida
c. Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal di laut

3. Fungsi Biologi

a. Sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang serta berkembangbiak bagi burung dan satwa lain
b. Sebagai sumber plasma nutfah dan sumber genetika
c. Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut
d. Sebagai penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan penting bagi invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan (detritus) yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar
e. Sebagai kawasan pemijahan (spawning ground) dan daerah asuhan (nursery ground) bagi udang
f. Sebagai daerah mencari makanan (feeding ground) bagi plankton

4. Fungsi Ekonomi

a. Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp, tekstil, makanan ringan
b. Penghasil bibit ikan, udang, kerang dan kepiting, telur burung serta madu (nektar)
c. Penghasil kayu bakar, arang serta kayu untuk bangunan dan perabot rumah tangga

5. Fungsi Wisata

a. Sebagai kawasan wisata alam pantai untuk membuat trail mangrove
b. Sebagai sumber belajar bagi pelajar
c. Sebagai lahan konservasi dan lahan penelitian.
One of the coast of the island of Komodo....




Kelima golongan fungsi dan manfaat di atas, pak Dosen di atas KM. Sirimau menambahkan bahwa oleh proses instrusi sangat memungkinkan munculnya sumber air tanah di daerah yang sebelumnya sangat gersang, contohnya Jeneponto. Proses intrusi itu akan lebih cepat bila ditunjang oleh penghijuauan di darat berupa reboisasi bukit-bukit gundul dengan tanaman pohon yang berumur panjang dan daunnya tidak mudah gugur pada musim kemarau.

Sedangkan proses penyerapan karbon dioksida dikemukakan contoh hasil oleh para petani di Jepang, yaitu bahwa hasil padi di sekitar hutan mangrove 3 sampai 4 kali lebih banyak dari pada daerah lain. Hutan mangrove juga menghasilkan hawa yang sejuk dan mudah terjadi turunnya hujan. Hawa itu ternyata bukan dinikmati manusia saja, tetapi juga oleh semua margasatwa.

Hutan mangrove sangat bermanfaat. Mari berpacu memeliharanya agar menahan meningkatnya panas global dan menyelamatkan pulau-pulau dari abrasi dan erosi. Karena sayang, jumlah penduduk semakin bertambah, lahan di darat semakin sempit, sementara itu secara diam-diam tetapi pasti air laut mengikis senti demi senti setiap hari.


Sumber: Drs. Bambang Suwignyo
              SMAN 2 Probolinggo

   

Minggu, 02 Desember 2012

Kehebatan Pohon Mangrove


Pohon Mangrove/bakau
Akhir 2002, saya berlayar dari pelabuhan Tanjung Priok dengan tujuan Larantuka, Flores Timur, NTT. Saya sekamar dengan tiga penumpang lain, yaitu seorang pengusaha dengan tujuan Kalimantan Timur, seorang pendeta tujuan Makasar, dan seorang lagi dari Makasar yang baru pulang dari Tokyo diundang PBB atas keberhasilan petualangannya menanam pohon bakau atau mangrove di pantai Jeneponto . Dari Beliau, orang yang ketiga yang adalah seorang dosen, saya mendengar tentang kehebatan mangrove.

Pak dosen berasal dari Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dijelaskannya bahwa Jeneponto berasal dari dua kata, yaitu jene artinya air, dan ponto artinya tersumbat. Jadi Jeneponto artinya Air Tersumbat. Karena ‘air tersumbat,’ maka tidak ada sumber air, sehingga daerah itu sangat kesulitan air. Dengan berbekal sedikit pengetahuan tentang pohon bakau, ia melakukan penanaman bakau seorang diri.


Beliau menanam pohon mangrove sepanjang sekitar 5 km di pesisir selatan pantai Jeneponto yang dijalankannya selama 2 tahun. Orang-orang menertawakannya dan mengatakan bahwa itu perbuatan yang sia-sia. Tetapi apa yang terjadi? Lima tahun kemudian sumber air kecil bermunculan dan orang mulai menggali sumur di mana-mans. Oleh pengalaman itu ia diundang PBB untuk mensharingkan keberhasilannya. Dari beliau saya mendengar jua tentang kehebatan lain dari bakau atau mangrove. (Akan disajikan dalam artikel yang lain).

Saya teringat di pantai barat pulau Lembata, dulu banyak ditumbuhi pohon bakau, tetapi semakin berkurang oleh abrasi dan penebangan serta pengrusakan oleh ulah manusia. Dan pada umumnya di pinggir hutan itu dapat digali sumur dengan kedalaman kurang dari satu meter. Bahkan tidak jauh dari SMP Ampera sumber air mengalir cukup deras, tetapi orang mungkin tidak menyadari bahwa munculnya sumber-sumber air adalah berkat ‘jasa’ dari hutan bakau.

Pohon bakau ternyata bukan pengganggu keindahan pantai tetapi justru sangat berguna bagi manusia, kelestarian alam, dan habitat berbagai biota laut dan margasatwa lain. Terimakasih Pak Dosen, informasi yang sangat berguna. Saya bertekad meneruskannya!

Ketika di Makasar tidak ada penumpang lain di dalam kamar, saya keluar mencari kawan dan bergabung dengan penumpang dari Lembata. Bapak Simon Huar Noning berasal dari Watuwawer dan waktu itu sudah menetap di Waiteba, dan bapak Petrus Matarau dari Muraone, Ile Ape. Kedua beliau ini sangat bersemangat menceritakan keberhasilan usahanya masing-masing. Bapak Simon bercerita tentang keberhasilannya membuat sirup dari buah semu jambu mete dan pemeliharaan rumput laut. 

Sedangkan pak Petrus bercerita tentang pembuatan batu bata, kelompok nelayan dan penanaman rumput laut. Dan saya sendiri memasukkan konsep manfaat bakau. Sangat asyik berlayar dengan orang-orang yang kaya pengalaman. Dan di dalam hati saya tumbuh keyakinan bahwa bekerjasama dengan mereka yang berjiwa memelihara seperti itu, sebuah pulau dapat diselamatkan dengan menanam bakau atau mangrove.   


***